Sabtu, 15 Februari 2020

The Lost Country Of Ciletuh 1

Jalan-Jalan ke Bumi Yang Dianggap Hilang


The lost and the last Country
17 agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita,
hari merdeka nusa dan bangsa...
Hari lahirnya bangsa Indonesia.
Mer....de....ka.
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap, setia, tetap sedia....
membela negara ki..taaa...


Kita tetap, setia, tetap sedia...
Mempertahankan Indonesia....

Merdeka....!!!

Bagian ke 1 (Perjalanan ke Cianjur)
Pagi yang bersemangat kembali datang dengan cepat. Bandung yang lengang kembali kepada hari-harinya yang sibuk. Setidaknya sibuk bagi kami yang bersiap untuk pergi ke Ciletuh. Ada sekira 40 orang.


Sebagaimana jam yang telah ditentukan maka kamipun siap berkumpul di rumah salah seorang dari kami. Tetapi ini emang agak siangan sedikit, sekira jam sembilan atau sepuluh. Menunggu upacara agustusan selesai dulu, maklum kebanyakan peserta touring kali ini adalah pegawai dari sebuah BUMN di kota Bandung. Beliau-beliau itu harus ikut upacara dulu.

Kami akan segera bersiap berangkat. Berphoto bareng dulu, breafing dulu agar perjalanan nanti berjalan tertib, selamat tanpa ada kendala yang berarti apapun jua. Beberapa peserta belum datang, kami harus menunggunya dulu. Bagi yang belum sarapan pagi juga harus isi perut dulu, kaos juga sudah dibagikan. Hanya beberapa saat lagi kami akan siap untuk start.

Oke lah, semua sudah siap rupanya. Dengan membaca do’a kami pun berangkat secara tetib mengikuti road captain yang menjadi pemimpin perjalanan kami nanti. Bismillahirrahmaanirrahiim.

Jalanan yang dilalui adalah meliwati Cibaduyut Raya, Leuwi Panjang, Cibeureum Cimahi Padalarang dan Ciranjang Cianjur.  Beberapa kali aku tertinggal rombongan karena sengaja untuk menikmati jalanan supaya bisa sedikit cornering tanpa mengganggu yang lainnya.

Aku setuju untuk ke Ciletuh harus meliwati jalur ini, karena kalau lewat jalur selatan tentu lebih jauh. Ya rasanya agar bisa segera sampai ke tujuan. Makanya aku sih santai saja, biar semua waktu bisa terasa bermanfaat.

Cuma, sudah lama ini kok rombongan belum tersusul juga. cepat sekali mereka melaju. Padahal aku sudah terbirit-birit, terkencing-kencing terkencang kencang. Lah kok pada kemana mereka ini ya...?. ini hari Jum’at loh, sebentar lagi juga masuk waktu dzhuhur untuk Jum’atan. Wah, jangan-jangan mereka kesetanan, atau mungkin juga mereka sudah rehat duluan di belakng sana tanpa aku mengetahuinya. Wah, aku sudah terlanjur sampai di tapal batas kota Cianjur. Kuhubungi mereka rupanya benar. Mereka ada dibelakang saya, berhenti disebuah rumah makan untuk isola disana. Wah aku gak kebagian makan bareng dong...?


GAK KEBAGIAN MAKAN SIANG DEH.. 
Andai balik kanan, rasanya itu sudah cukup jauh, dan waktu juga semakin mepet untuk jum’atan. Ah sudahlah lebih baik menunggu disini saja. sholat disini saja.

Imam berkhotib tentang suasana politik di Indonesia. Dst, dst. Intinya tetap kembali kepada diri kita semua agar bisa bijak mensikapi suasana berbangsa dan bernegara ini. siapa lagi yang bisa menahan diri, siapa lagi yang bisa berbuat dewasa. Menuntut orang lain melakukannya...?, bisa. Tetapi yang paling memungkinkan adalah menjaga diri ini, menjaga keluarga kita, saudara kita, teman kita dst. 

Kita harus sama bisa mengekang diri sebab jangan sampai kita memperturutkan hawa nafsu, jangan sampai kita mengumbar amarah yang amarah itu jelas kesukaannya dan berasal dari syaithan. 

Hadits Arbain nomor 16 (Keenam belas)‘An abii Hurairata radliallaaHu ‘anHu anna rajulan qaala linnabiyyin shalallaaHu ‘alaiHi wa sallam: awshiinii, qaala: laa taghdlab faraddada miraaraa, qaala: laa taghdlab.
Abu Hurairah ra. berkata, seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw., “Berilah aku nasehat.” Beliau menjawab: “Jangan marah.” Beliau mengulanginya beberapa kali, “Jangan marah.” (HR Bukhari)



“Qul...siiruu fil ardli tsummandhuruu kaifa kaana “aaqibatulmukaddibiin. Q.S AL-An’aam : 11”.
“Wain yamsaska Allahu bidhurrin falaa kaasyifa lahuu illaa huwa, wain yamsaska bikhairin fahuwa ‘alaa kulli syai inn qadiir. Q.S Al-An’aam : 17”
“Walaqad karamnaa banii aadama wahamalnaahum filbarri walbahri warazaqnaahum minathhoyyibaati wafadholnaahum ‘alaa katsiirin mimman khalaqnaa tafdliilaa. Q.S Al-Israa : 70”

Semua ayat-ayat Allah selalu saja berisi ilmu, hikmah dan pelajaran yang tepat buat kita semuanya.

“ud’uu ilaa sabiili rabbika bilhikmati walmauidhatil hasanati, wajaadilhum billatii hiya ahsan. Inna rabbaka huwa a’lamu biman dholla ‘an sabiilihii, wahuwa a’lamu bilmuhtadiin. Q.S An-Nahl :125”

“Tsumma inna rabbaka lilladziina ‘aamiluussuua bizahaalatinn tsumma taabuu min ba’di dzaalika waashlahuu inna rabbaka min ba’di haa laghafuurun rahiim Q.S An-Nahl :119”

Akhirnya, bahwa Allah SWT itu maha pengampun lagi maha penyayang bagi yang bertaubat dan melakukan perbaikan-perbaikan.

Demikianlah ilmu yang kita dapat hari ini. semoga kita bisa menahan diri, tidak melakukan kerusakan-kerusakan, jangan sampai Allah SWT murka kepada kita karena semua kebablasan yang kita perbuat. Banyak contoh kaum terdahulu yang harusnya menjadi pelajaran agar kita bisa kembali ke JalanNya. Aamiin.

Inti dari ayat-ayat diatas adalah;
1. Hendaknya kita mencari ibrah dari kisah umat terdahulu yang suka membangkang para Nabi.
2. Allah lah yang bisa mencegah keburukan menimpa kita, maka tentulah kita harus mengandalkan Allah dalam do’a–doa kita dan dalam keseharian kita.
3. Allah memuliakan manusia, tak ada hak kita untuk tak memuliakan harkat manusia.
4. Serulah ke jalan Allah itu dengan hikmah bijaksana dan pengajaran yang baik/hasanah.
5. Allah maha pengampun, lalu mengapa kita manusia begitu sulit memaafkan orang.
Itulah ringkasan dari ayat-ayat diatas.

Habis jum’atan, do’a sudah, makan adalah tujuan berikutnya.
Tak ada nasi disini, maka mie ayam sudah cukup untuk asupan energi. Biar kutunggu saja mereka datang, 10 menit sudah, bahkan 20 menit sudah mereka belum juga nongol. Ini hari bertepatan dengan menjelang pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia, Jakarta, Jawa Barat dan Palembang sebagi tuan rumanya. Tadi kulihat ada dua rombongan besar para pebalap sepedah melewati jalan Raya Cianjur-Ciranjang ini, mereka menuju ke arah Bandung sana. Bila dilihat dari face nya itu kebanyakan dari Asia Timur dan Asia Barat.

Tiga puluh menit sudah, alhamdulillah rombongan touring kami kali ini sudah datang. Maka akupun bersiap untuk bergabung kembali. Memang cukup kencang juga mereka bawa motor hampir aku tertinggal lagi. Dipersimpangan jalan ini mereka entah belok kemana, untung saja ada sweeper yang menunggu di pojok jalan arah ke by pass. Untuk menghindari kemacetan kota Cianjur tentu melewati jalan ini adalah pilihan yang cerdas.

Jalanan begitu leluasa untuk berkendara, lurus yang panjang agak melengkung ke kanan. Ini bagus untuk coba top speed. Dan rombongan pun akhirnya tersusul juga, maka kembali motorku mengikuti irama kelompok. Gak bisa kencang-kencang.


Lumayan panjang juga jalan ini, entah berapa km, tapi mungkin 3, 4, atau lima km an. Motor harus lebihpelan lagi karena ada beberapa persimpangan tadi.

Saya heran kok rombongan belok ke kiri ya...?. itukan ke arah Tanggeung-Sindangbarang. Saya tahu persis jalan kesana itu jauh sekali. Tetapi aku kan hanya pengikut dibelakang, dan mungkin mereka sudah punya rencana tersendiri sehingga aku gak berani punya usul lain dan lagi pula mungkin ini jalur yang sudah ada dalam rencana grup yang kebetulan saya gak mengetahuinya. Artinya kita ikuti saja kepala rombongan kemana saja mereka membawanya. Bukan begitu....?

Begitulah, akupun rubah perasaan jiwa ini agar bisa menyesuaikan suasana bathin agar tetap bisa seirama dengan semuanya. Dengan begitu kita akan menikmati perjalanannya. Yah akupun akan menikmati jalur ini kembali, lagipula kalau naik motor aku kan belum pernah kesini, kalau dulu kan naik mobil. Pastilah beda rasanya. Maka akupun semakin bersemangat saja mengikuti para rombongan disini. Aku tahu ini taka akan cepat selesai, masih baru saja perjalanan dimulai, kalau Bandung-Cianjur sih bisa dibilang baru pemanasan motor. Mungkin masih lima atau enam jam lagi baru akan sampai di Sindangbarang sana.

Ini jam sudah menunjukan 14.50 wib, kami baru sampai di SPBU 35-43213 yang ada di daerah Sukanegara. Masih jauh menuju Pagelaran-Tanggeung. Sebagian mengisi BBM dulu dan sebagian lainnya istirahat dulu, jajan dulu dll. tetapi nampak diraut wajah kami semua sangat menikmati perjalanan ini. memang selalu menyenangkan jika perjalanan itu diselingi canda tawa dan lain-lain.

Kami semua ini adalah sekelompok orang yang berkecimpung dalam dunia pekerjaan yang sama dan kami sudah saling bekerja sama dalam banyak pekerjaan sehingga obrolan kami menjadi nyambung dan saling berbagi informasi adalah sisi positif dari acara-acara ini. kami merasa ini adalah keluarga juga. kami merasa ini adalah kebersamaan yang semoga mempererat rasa persaudaraan itu. Aamiin.

Tentu saja rasa terima kasih bahwa kami bisa bersatu dan bisa saling berbagi seperti ini. semoga menjadi kekeluargaan yang kompak, kekeluargaan yang saling tenggang rasa dst. Aku rasa sih aku beruntung sekali bisa berada diantara mereka. Terima kasih tentu saya ucapkan kepada ketua dan juga para pembimbing dan para senior serta seluruhnya. Berkat jasa mereka itu semua acara ini bisa terselenggara.

Ini baru setengahnya Cianjur-Tanggeung, belum dari dari Tanggeung ke Sindangbarang. Ya kurang lebih tiga jam an lagi lah bisa sampai Sindang barang. Oke lah, kembali kita fokus kepada kelompok lagi, jangan sampai membuat perasaan buruk apapun juga. itu tidak elok. Apapun yang terjadi kegembiraan bersama adalah tujuan yang lebih utama, jangan kau rusak suasana itu jangan kau cederai kebersamaan ini. kalau tidak maka engkau bukanlah individu yang baik, kalau tidak maka engkau adalah duri diantara kami. Jangan, mari kita nikmati sungguh-sungguh proses perjalanan ini, bagaimanapun dan apapun ceritanya. Itu yang harus selalu kita ingatkan.

Setengah jam pun kami bersiap untuk melanjutkan perjalanannya. Seperti tadi rombongan akan dipimpin oleh Road captain kami bapak Ariel. Kecepatan, arah, jalur dll kita serahkan kepadanya. Kita ikuti saja kemana arah akan dituju. Itulah fungsi sebuah team, patuh kepada pimpinannya, jangan menjadi duri, jangan menjadi benalu, jangan menjadi pemberontak atau pembangkang. Kita nikmati saja proses yang berlaku. Kita bukan anak TK yang belum mampu mengendalikan dirinya sendiri. Kita bahkan sudah lulusan high school, kita bahkan sudah keluaran university. Malulah kalau kelakuan masih seperti anak SD, SMP dan ABG.

Subhaaanallah, perkebunan teh ini begitu bagusnya, landscape nya sangat indah, entah ini daerah apa. Mungkin Pagelaran atau apalah aku tak faham. Apapun itu, perkebunan teh ini sama saja sejuknya seperti kebun teh di Bandung sana. Aneh memang kenapa kalau udara di kebun teh selalu saja sejuk demikian ya...?. coba kita tanyakan mengapa...?.
..............................................................................................
Thats right....anda betul....!!

Kan kubuatkan sebuah rekaman, dan semoga bagus.


ini supaya bisa menggambarkan dengan nyata bagaimana detik-detik perjalanan kami sehingga bisa diputar ulang dikemudian hari. ya setidaknya mewakili dari sebagian file-file touring kali ini.


Itulah naskah ceritanya. Angle pengambilan gambar sengaja dibuat dari atas "gawir" dan "rada nyumput" di balik pohon, supaya mereka gak melihatnya, agar kesan yang didapat menjadi lebih "asli".


Ya itulah skenarionya.

Bersambung.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar