Selasa, 25 Februari 2020

Rindu Gerry Mang Subang

Rindu, sudah terlalu rindu.
Hari ini, 23 Februari 2020.........perasaan sudah terlalu lama kita gak ke sirkuit. Rasanya sudah saatnya untuk kesana lagi.

Maka pagi yang telah direncanakan ini, tiba juga. Namun aku gak bisa langsung berangkat sebab sudah satu hari pakaianku aku rendam, jadinya mau tak mau harus dibersihkan dulu saat ini. Satu jam akhirnya aku fitness dulu. Lumayan terasa pegal juga karena sudah lama gak fitness.

Jam, 07'30 akupun tinggalkan Maleer dan menuju ke yang aku tuju. Jalanan di sekitar Gatsu-Laswi gak terlalu macet, hampir lengang. Tentu harus isi Pertamax plus dulu ron 98. Harga hari ini sekira 8.900 an per liter. Ku isi sekira 9 liter atau kalau dengan rupiah Rp.80.000....cukuplah untuk ke Sirkuit. Jalanan aku lanjut ke Jl. Martadinata atau Jl. Riau....belok menuju belakang Gedung Sate...jalanan masih terlihat lengang. Hingga tiba di persimpangan Flyover Dago Cikapayang...Rupanya aku lupa ini ada car free day di Dago, maka daripada lewat Tamansari yang ada Kebun binatang, tentu disana akan cukup crowded, traffic jam...mujdahim jiddan...makanya aku putar balik menuju arah Dipatiukur saja, nanti kita akan lewat simpang Dago menuju Dago tea House, Terminal Dago dan belok kiri menuju jalan yang tembus ke Punclut.

Alhamdulillah jalan gak macet. Tapi setengah jam lebih sudah waktu yang aku butuhkan kini. Kini aku susuri jalanan Punclut yang nanjak dan hanya ada sedikit antrian saja pas disekitar pertigaan. Kemudian, jalanan yang tersisa hanyalah jalan yang lengang, bagus untuk mempercepat laju kendaraan kita.

Ya....ini adalah jalan yang menanjak cukup panjang...Punclut menuju Lembang.
Tak terasa kita sudah berada di punggung bukit ini....Jalanan kemudian menurun sedikit menuju dataran tinggi lembang yang mempesona di pagi yang teduh ini. Lembang rupanya mendung kali ini....Jalan Cijeruk, PLN Lembang, Tahu Susu Lembang aku lewati saja. Kali ini yang ada dalam pikiranku hanyalah ingin segera sampai di Subang sana, makanya aku tak boleh berhenti dulu, walau sebenarnya kau belum sarapan..........hanya dua potong roti bakar yang sisa semalam masih bisa membuatku cukup kuat kali ini.

Ah, lembang memang walau kadang dirasa bosan, tetapi ketika kita tiba di sini, rasa bosan itu aku lupa yang aku ingat hanyalah kesejukan, dan kesegaran. Juga keindahan pemandangan dan jalanannya.

Dari jalan yang biasa kita lewati di Lembang yang memang gak ada banyak pilihan jalan lain...hanya ini-ini saja....kita pun susuri kembali dan rasanya Lembang tetaplah indah. Dalam arti, kepikir gak sih, apakah pemda disini gak berniat buat jalan bypass....atau jalan lain supaya jalanan disini gak terlalu macet, termasuk yang menuju ke arah timur, ke barat maupun ke selatan dan utara ini...????

Apakah tidak memungkinkan untuk dibuat jalan lain supaya kita punya alternatif jalan, dan supaya orang tidak terjebak dalam kemacetan yang panjang. Untunglah aku sebagai pemotor masih bisa sulap selip sehingga motor tetap bisa laju di jalan yang walaupun macet.

Tak terasa, ini sudah menuju ke Cikole yang sejuk, tenang, tentram, damai dan menyegarkan pikiranku yang tadi sedikit kemana-mana. Cikole Indah...........Cikole memang Indah...

Jalanan di sini sangat menyenagkan, selain aspaltnya mulus, lancar dan juga segar. Hmmmm....rasa-rasanya aku bersyukur atas oksigen yang melimpah disini. Badan menajdi terasa lebih segar sekarang. Pengkolan menuju Tangkuban Perahu, menurun ke arah Ciater adalah tambahan keindahan dari keindahan tadi.

Sepanjang jalan ini hanyalah kesejukan, hijau royo-royo, segar dan menyenangkan buat jalan-jalan menyegarkan badan, menyehatkan tubuh kita.

Perkebunan teh yang luas ini, dengan jalan yang liak-liuk menurun........sangat pas untuk melepas gas lebih jauh lagi, menariknya kuat-kuat...dan kitapun berlari dengan lebih kencang. Aku sadar kebut-kebutan di jalan raya itu adalah berbahaya, maka kita harus tahu batas, dan benar saja...sebab kita gak sangka ada pemotor yang nyelonong dari arah sebaliknya......yang hampir menabrakku ditikungan ini. Untung aku pelan-pelan.......sehingga hal itu bisa dihindarkan. Semakin sadarlah bahwa tak semua pengguna jalan itu orang waras, walaupun kita berada di jalur yang benar, tapi belum tentu orang melakukan hal yang sama dengan kita, sehingga kudu tetap waspada....apalagi banyak ABG yang kadang masih belajar tentang batas-batas. Dan juga harus ingat dengan sen kiri tapi beloknya ke kanan. Itu semua kita harus pahami, supaya kita bisa lebih hati-hati. Gak usah marah-marah....sebab itu gak akan merubah keadaan.

Jalan tanjakan emen ini kini sudah ditambah satu lajur lagi...sehingga menjadi sangat lega, leluasa dan kita punya banyak ruang untuk berkendara, menghindari kendaraan berat yang "mejen" gak kuat naik. Terima kasih kepada pemerintah yang telah memperlebar jalan Tanjakan Emen ini. Dulu kita ingat jalan disini hanyalah dua jalur.....kemudian jadi tiga lajur, dan sekarang tahun 2020 sudah menjadi 4 lajur. Terlihat dari aspalnya dan dari tebing yang dipapas, itu belum lama....mungkin baru beberapa minggu yang lalu.

Ah, keindahan jalan ini sungguh memuaskan kita kali ini, terlebih karena kebetulan hari ini jalan disini terlihat lengang..........sungguh meneyenangkan berkendara di disini. Puas....*****....(lima bintang).

Kini aku menyesali kenapa begitu sering aku lewat jalan ini, tapi kok aku gak terlalu menikmatinya seperti sekarang ini. Kenapa dulu aku seperti mencuek kannya...atau gak terlalu ngeh..!!!...padahal aku perhatikan suasana disini sungguh indah, sejuk, pemandangan yang memanjakan mata, telinga, hati dan juga dada. Segar rasanya merasukiku kali ini. Segar tubuh ini, segar pikiranku ini.....aku merasa begitu sehat disini.

Mungkin benar, kali ini aku bisa cukup leluasa menikmati semuanya karena ditunjang oleh jalanan yang lebih lebar, lebih lancar dan sehingga kita punya kesempatan untuk lihat kiri kanan pemandangan disini.

Satu hal....satu hari aku harus turun ke perkebunan teh itu.......untuk merasakan kesejukannya lebih dekat lagi. Kali ini, aku terlalu tak mau terganggu ritme berkendaraku yang sedang cukup menikmati jalanannya................wus wus....

Sebentar lagi Ciater....jalan persimpangan ini menjadi tandanya. Jalan kecil yang lurus itu adalah jalan potong yang menuju ke arah Wanayasa. Kalau kalian gak hati-hati, kalian akan mengira bahwa jalan itulah jalan utamanya padahal jalan utamanya adalah membelok ke kanan ke arah Ciater yang tak jauh lagi sampai setelah belokan kedua dari sini.

Di sepertiga turunan jalan ini, belok kanan adalah menuju pemandian air panas.....Ciater.
Kita lurus saja, kendaraan harus lebih hati-hati karena disini adalah permukiman sehingga banyak penyebrang jalan dll yang bisa tiba-tiba melintas.

Lepas perkampungan Ciater ini, kita kembali disuguhkan oleh sambungan kebon Teh lainnya....ini daerah ini sangat baik untuk dibuatkan Sirkuit Internasional.....lembah-lembah yang berundak undak adalah sangat menyenangkan untuk dibuat tempat balapan. Dan udaranya juga sangat segar....cocoklah untuk mempersehat tubuh ini.

Pemandangan yang tak pernah membuatku bosan, hijau..."hejo ngaplak" di sejauh mata memandang...diselingi pepohonan-pepohonan yang membuat suasana teduh.............super duper.....beautiful country.....!!, nice landscape to be to motoGP Circuit...wow.....

Subang, aku kembali kepadamu
Subang, engkau indah mempesona
Subang, engkau bak secuil surga....
aku suka...!!

Selamat Datang di Kota Subang.
Kota kecil, walau kecil tapi nyaman untuk di lewati...dikunjungi.

Kita ulangi do'a kita....bismillahi tawakaltu 'alallahi laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'adziim. Do'a itu penting supaya Tuhan melindungi perjalanan kita...aamiin. atau do'a-do'a dengan lafal lainnya...silahkan.

Maka akupun tiba dipersimpangan pusat kota Subang ini, lurus adalah jalan menuju Sirkuit via tengah kota.......kanan adalah ke Alun-Alun Subang. Kiri adalah menuju Kalijati.......terus ke arah Purwakarta sana.

Aku pilih jalan ke kiri saja, sebab kesana juga bisa tembus menuju ke Sirkuit juga. Meliwati beberapa persimpangan.........jangan dulu berbelok sampai kemudian kita bertemu dengan jalan yang ke arah kiri, ada beberapa persawahan, ruko-ruko dan jalannya juga cukup besar dengan separasi ditengahnya....itulah yang menuju ke Sirkuit.

Kalau lewat kota, sebenarnya lebih dekat, tetapi disana ada beberapa persimpangan lampu merah, keramaian kota dan juga aku gak mau di cegat polisi untuk kedua kalinya. he he....!

Sebenarnya disini ada plang petunjuk jalan, tapi memang aku gak melihatnya. Karena aku sudah cukup hapal jalan disini sehingga gak lagi baca-baca rambu lalulintas lagi. Kalaupun terlanjur lupa, ya kita tanya saja ke penduduk disini, mereka akan dengan ikhlas menunjukkan jalan yang benar kepada kita. Kita terbantu dan senang dan mereka pun dapat pahalanya. aamiin.

Jam sebelas aku tiba di Gerry Mang Subang, ini jam yang tanggung. Hanya ada sedikit waktu untuk turun ke lintasan.......karena sebentar lagi jam istirahat, sirkuit di stop dulu.

Tapi gak apa-apa, sebab waktu yang berharga ini tak boleh disia-siakan....gak tahu jika nanti turun hujan dll. Maka kita pun bayar tiketnya Rp. 60.000,- untuk sepuasnya. Tiketnya telah naik dari sebelumnya yang 50.000'-. Rupanya sudah terlalu lama aku gak kesini sehingga tak tahu sejak kapan tiketnya sudah naik.

Setengah jam ini baik untuk sesi ke satu...setengah jam itu lebih dari cukup untuk di track. Terlalu lama mesin bisa panas, dan kita juga pasti kelelahan karena berkendara di sirkuit tak sama seperti di jalan raya. Di sirkuit kita benar-benar all out, seratus persen konsentrasi ke lintasan.Ssebab dengan kecepatan tinggi, belokan yang berubah-rubah arah tentu semua itu memerlukan keseriusan perhatian. Gak boleh meleng sama sekali....Kita juga harus ingat karena pemotor lain dengan tiba-tiba bisa menyalip dari kiri dan kanan kita...tanpa klakson..........(ya iyalah....sirkuit gak mengenal lampu sein apalagi klakson bang...!!!).


Tiga putaran awal, pelan saja untuk melihat-lihat kondisi lintasan, kondisi aspal dari kemungkinan ada ceceran oli, minyak atau pasir, genangan air dan lumpur. Dan juga untuk membuat adaptasi terhadap ban, terhadap psikis dst.

Kecepatan penuh belum mungkin didapat di sesi satu ini. Kita akan merasakan feeling dulu, keseimbangan motor, keras lembutnya ban, suhu ban, kelengketan ban dll. Setelah semakin lama kita akan menemukan feeling, seberapa mungkin kita menarik gas disini............itu learning by doing saja.

Lakukan, nanti kamu akan pelajari dan pahami. Oh tentu akan lebih baik jika sebelumnya kita bekali diri dengan beberapa teori dasar, tentang cornering, posisi duduk, posisi tubuh dan kaki, tatapan mata kemana dst. dan juga teori lainnya tentang kendaraan....tentang perlunya ruang bebas untuk asupan udara untuk pencampur pembakaran mesin dll. Atau tentang pengaturan tekanan ban sesuai cuaca, sesuai gaya kita dst.

Ya...semakin kita mempelajari, tentu itu akan semakin membantu kita. Qoute hari ini.

Lama tak nyentul....eh salah....lama tak ke sirkuit tentu akan membuat feeling kita terhadap balapan akan sedikit lag dulu....tak sesuai harapan kita gak bisa kencang-kencang ("nyeput"). Mungkin butuh beberapa putaran lagi agar kita bisa ke level sebelumnya...

Itu juga tergantung kepada setiap individu........semangatnya, kecepatan adaptasinya, kemampuan memahami kendaraannya, sirkuitnya dst.

Kamu harus sudah hapal betul dengan sifat motor yang kita tunggangi. Rigid, atau lenturrkah...ramping atau gambotkah, lincah atau tidak dst., sehingga kita bisa cukup baik dalam kontrol. Sebab kunci paling penting dalam berkendara adalah....KONTROL...ya kitalah yang mengendalikan kendaraan bukan kita yang dikendalikan oleh kendaraan. Kamu jangan mau didikte kendaraan kita, sebab itu akan membuat kita lepas kontrol dan terjatuh. Kita yang harus merasakan bagaimana ban motor itu berputar melintasi aspalnya, apakah dia ngangkat, melintir, miring dll...semua itu harus kita rasakan supaya kita punya kontrol terhadapnya. Juga rem....titik pengereman, lepas gas, awal tarik gas setelah belokan, dst. Semua itu sebenarnya butuh belajar sedikit teorinya, supaya langkah kita lebih pas dan tepat. Semakin faham, semakin banyak ilmunya tentu akan semakin mahir kita dalam berkendaranya. Otomatis.

Namun memang, selain pengetahuan dan skill, di lintasan kita juga perlu keberanian, trial and error, coba-coba terus...tingkatkan terus kemampuan dst. Dan tentu, satu hal yang tak dipungkiri adalah BAKAT....!!!. Kamu harus punya bakat, entahlah seberapa intens bakat kita, entahlah karena tentu sudah taqdir bahwa bakat kita tak sama, berbeda-beda tingkatannya. Mungkin ada yang 10 persen bakat..tapi punya skill 80 persen, atau punya bakat 80 persen dan skill juga 80 persen....tentu akan beda hasilnya. Tetapi bakat saja gak cukup kalau gak dibarengi skill dan teori.....mungkinsecara total kita hanya punya nilai 90 persen dari yang bisa kita lakukan sementara orang lain mungkin bisa mencapai 100 persen. Jadi, yang kurang bakat, bisa ditambal oleh belajar terus sehingga bisa ditutupi oleh kemampuan skill dst. Disitulah pentingnya mental.....Kemauan untuk menang, kemauan untuk juara...........dan kerja keras untuk mencapainya. Insya Allah jadi pembalap yang hebat.

Jam sudah menunjukkan 11.40 saat break sirkuit dihentikan dulu untuk menyongsong adzan dzuhur, istirahat, sholat, makan dll.

Langsung saja kita (aku dan motorku) keluar kawasan sirkuit untuk cari makanan, menghilangkan keringat yang membasahi pakaian dan menunggu adzan.

Makan yang disuguhkan ibu pedagang ini, tepat sekali untuk siang ini.....nasi timbel...lalaban, dan beberapa lauk pauk lainnya.

.............aku mau jengkol, tiga sendok "sepi jengkol", ikan tongkol, sambel, lalaban adalah nikmat yang tak terkira buat siang yang sepoi -sepoi begini.

Sungguh nikmat, setelah lelah karena konsentrasi penuh tadi (membawa motor di trek)...dan setelah cukup lapar yang aku bawa dari Bandung. Maka makan seperti ini adalah sesuatu.

Hah...air teh yang diberikan ibu warung, sungguh hangat-hangat sedikit panas ("haneut kuku/curot"). Terasa pas untuk siang yang teduuh dengan angin yang semilir dan dengan pemandangan yang hijau di depan dan belakang kita.....Mantap....!!!

Adzan akhirnya terdengar dari mesjid-mesjid. Saatnya untuk menuju Illahi....!!!

......................................
..........................................................................................
.........................................................................................
..............................................................................
........................................................................................................................dari kejauhan, deru motor mulai terdengar lagi. Padahal aku belum selesai rakaat kedua loh....

Wah gimana sih................rehatnya kok terlalu cepat....terlalu mepet dengan waktu dzuhur. Aku kira nantilah sekira setengah jam lagi baru mulai. Mungkin aku tadi terlalu lama wudhlunya...sehingga waktu terasa begitu cepat sekarang.

Ya...sudah....biarkan mereka duluan ke lintasan, nantilah setengah jam lagi aku nyusul, supaya ketika aku ke trek....dan mereka sudah kelelahan.......supaya aku lebih leluasa di sirkuitnya. Aku belum mau terlalu ramai bersama disirkuit..........feelingku belum sepenuhnya kudapatkan. Nanti malah "ngagokan" yang lain, mengganggu ritme orang karena aku terlalu lambat dst.

.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Nah benarkan............ketika aku tiba di lintasan, suasana trek sudah tak seramai tadi., sehingga punya cukup ruang untuk mencoba mencari feeling yang tepat.

Ini adalah sudah setahun yang lalu rupanya aku tak berkendara di Gerry Mang. Kita baru ngeh dari, stiker yang ditempel di depan motorku....tepat setahun yang lalu Minggu 24 Februari 2019 terakhir nya aku kesini...dan sekarang adalah 23 Februari 2020....sungguh tak terasa waktu berlalu kawan...!!!

Setengah tiga, cukup sudah aku sport untuk hari ini. Sudah berapa cc keringat yang keluar dari pori-pori...........itu membuat tubuh terasa lelah. Jangan terlalu diporsir, walaupun semangat masih menyala sebab tubuh ini juga butuh adaptasi lagi setelah lama tidak melakukan sport seperti ini. Kamu harus ngerem, tahu diri...jangan mentang-mentang masih semangat dst.

Dan apalagi air sudah ada turun satu tetes dari langit sana. Cuaca dilangit selatan, ada sedikit mendung..............itu pertanda hujan yang semakin dekat....mungkin..!!

Ya...sudah. Kitapun berangkatlah meninggalkan Gerry Mang yang sebenarnya hati ini masih betah disana. Tapi sekali lagi..........KONTROL....ya kontrol diri, lihat keadaan dst.

Subang.................tempat yang tepat berada di kaki Gunung Tangkuban Perahu...........itu adalah bagaikan tempat berpijaknya pegunungan Lembang dan sekitarnya. Subang inilah lembah terendah...dataran terendah di utara Jawa Barat bagian tengah.....atau di utaranya arah kota Bandung. Subang..........kota yang berada didataran rendah........ke utara kota ini semuanya hanyalah dataran....tak ada bukit, tak ada gunung........hanyalah hamparan sawah yang sangat luas................terus ke utara samapai ke kota kecamatan di utara Subang.....Pamanukan. Dari kota Pamanukan itulah tak jauh pantai utara Jawa Barat....

Dan ke arah selatan kota Subang adalah menuju kota Bandung......jalan yang aku tuju sekarang ini.

Sekitra 10 sd 15 menit dari Subang, sampailah kita di Jalan Cagak.......ini adalah persimpangan jalan yang kiri menuju Sumedang dan kanan menuju Wanayasa Purwakarta.

Arah lain dari kota Subang adalah ke barat menuju Purwakarta, dan ke timur adalah ke jalan alternatif yang tembusnya ke Kadipaten Subang.

Jalan ini adalah jalan yang tadi aku lalui, jalan yang tinggal berupa tanjakan semuanya.......tak ada turunan hingga sampai ke kota Lembang nanti...................

Pemandangan di jalur ini tetap indah seperti tadi..............perkebunan teh.............pemandian air panas.........jualan buah-buahan di sepanjang jalur........ada Nenas, ada durian, ada petai, ada beraneka buah tergantung di kios-kios kecil yang berjejer rapih..............membuat suasana wisata begitu kental disini.


Sebenarnya rasa ini tak bisa bohong, ingin kiranya berhenti dulu di warung-warun kopi itu.........dengan lembah perkebunan teh dibawahnya....pemandangan yang sempurna untuk melepas lelah................

Namun sayang disisi lain aku tak mau kehujanan di hari ini...........dan aku hanya ingin segera kembali saja ke Bandung..........Keindahan itu adalah PR untuk trip selanjutnya............aku janji..........suatu waktu jika Tuhan menghendaki......tentu saja aku akan mampir dulu di sana dan juga kemudian berendam di pemandian air panas,....yang eksotis....menyegarkan tubuh yang mungkin sudah terlalu pada tarap.....jenuh.

Sampai Jumpa Subang, Ciater, Gracia Lembang.........ciao




Tidak ada komentar:

Posting Komentar