Minggu, 09 Februari 2020

AnginRancabuaya

Faktor X dan Y
Mari bercerita...


Bersama Angin yang Sepoi-Sepoi

Angin sepoi-sepoi yang membuat terik terasa jadi lebih adem.
sungguh....mantap sekali...

Andai saja...inimah andai ya....
Ya, tapi gak bagus juga sih kalau berandai-andai di tengah hari begini, 

disiang bolong begini kan...?
.......................................................
.............................................................................
..............................................................................................
.......................................................................................
..................................................................................
....................................................................
..........................................................................................
..................................................
....................................................................................
....................................................................................................

itu hanyalah sebait short massage yang kami kirim kepada grup watch up di Bandung sana, supaya mereka sedikit kabitha.....iri untuk bisa merasakan apa yang aku rasa disaat sekarang ini....

Nikmat mana lagi yang akan kita dustakan. 
Dalam arti bahwa adalah akan lebih mantap jika disaat seperti sekarang ini ada segelas kopi yang hitam ............biar gak melehoy 



tapi santai saja
....selow aja...
walaupun itu mungkin hanya sekedar perandaian sebagai pemanis obrolan semata...

Seruput kopi dari tanah pakidulan, tentu akan terasa sangat luar biasa. 

Bagi penikmat kopi itu, tentu saja mereka punya caranya sendiri untuk segelas kopinya.


Sajian Teh Hangat

Tapi air teh yang hangat juga adalah satu sajian terindah yang bisa diperoleh di Rancabuaya ini. Itu terasa lebih pass rasanya.

Hari memang tetap saja berangsur menuju terik yang semakin jadi, karena matahari yang sangat panas disini tak punya rasa toleransi, tak punya rasa ampun sama sekali. 

dan yang kita sering gak ngeuh adalah, bahwa bisa jadi Matahari kita itu sudah mulai gak suka, gak senang dengan segala kesombongan umat manusia dan keangkuhan sebagian besar penduduk dari planet bumi ini...

yang mana mereka sering sekali membuat kerusakan dan sering juga bikin kegaduhan atau buat hoax....sebar fitnah, tebar buly, berkata nyinyir dan sejuta ucapan-ucapan hinaan dan segala cemoohan diantara sesama mereka.....

Don't Be Insane 
"Madness is rare in individuals, but in groups, states, and societies, it's the norm". Itu aku gak setuju dengan pendapat Friedrich Neitzche karena gak bisa dipukul rata, walau pada sebagian lain ada sedikit benarnya. 


Manusia sudah kehilangan rasa hormat...
manusia sudah kehilangan peri kemanusiaannya...
(yang ada adalah peri kekambingan, kesapian atau keberuangan dll, Naudzubillahi min dzaalik)

Lihatlah juga photo kambingnya

Manusia juga sudah berkurang rasa kehormatannya dan atau martabatnya sebagai makhluk yang homo sapiens atau makhluk yang ber sosial, bermasyarakat, berkolaborasi, bekerjasama, saling memabantu, saling melindungi...dst........

Semua itu menjadi pudar belakangan ini.....

pilgub...pilpres....merembet kepada segala sendi kehidupan diantara masyarakat medsos terutama, dan bahkan tentu juga di dunia nyata.

Waduh kok bisa jadi begitu ya ...???


Mending Ngopi Dulu Gih...!!!
Maka nikmat mana lagi kah yang akan kita dustakan sekarang. 

Mari kita lanjut saja ngopinya.....!. Lanjut saja segelas teh hangatnya.
Lupakan saja genderang keributan dari manusia-manusia stress diluar sana....kita mah jangan ikut-ikutan gak jelas.....ya kan....????

Kalau saja kita gak bisa membantu mereka supaya tidak melakukan perbuatan hoax, bully dll itu...minimal kita berusaha agar diri kita sendiri terhindar dari menjadi korban permainan media sosial yang sengaja di produksi oleh kaum idiot, kaum antagonis yang hidupnya gak bisa jalan kalau tidak membuat kekacauan, kegaduhan dan segala penyimpangan-penyimpangan agar umat ini terjauh dari kebenaran, terjauh dari cahaya kebaikan agama.......sudah mewabah penyakit medsos belakangan ini...itu semacam virus ebola, mers, sars, flu burung, corona dan virus-virus lainnya.

ekses negatifnya bisa lebih berbahaya dari segala virus tersebut


Hari Yang Terik Menyengat

Sekali lagi, hari memang menuju terik yang menyengat. Namun angin disini sepertinya sudah paham betul kalau kami sebenarnya sekarang ini sedang membutuhkan kebaikan dari angin.

supaya terasa semliwir dan segar.

mengeringkan peluh keringat yang karen teriknya matahari dan juga bisa saja membuat kantuk yang menyenangkan hati. Kantuk disiang bolong begini adalah akan baik.

ya, sungguh nikmat untuk berteduh dibawah saung ini, saung yang beratapkan dari bahan daun-daun yang membawa suasana batin menjadi tambah tentram, adem dan juga sejuk.

aura pantai sangat terasa jadinya.

Satu hal lain, yang membuat aku merasa beruntung adalaha burung camar dan lain-lain yang menarik perhatianku........sepertinya mereka itu ikut merayakan kebahagiaan yang aku alami saat ini.

menjadikan perasaan saat ini seperti kembali ke masa abad pertengahan..........from medieval times.


Hari Akan Beranjak Juga Tentu

yah....
Hari akan beranjak juga tentu, tetapi sebakul nasi yang kita tunggu itu, masih ada disebrang sana...di dalam warung-warung.

Nasi dengan bakul dari bambu yang akan membuatnya terasa lebih pulen, apalagi di tengah hari yang sudah terasa lapar begini......

Adalah akan semakin nikmat anday.... disini ada sepiring belut atau sidat atau kakap merah dan juga jus, atau petai dan sambel. 

Dan tentu saja semua aroma itu sekarang sudah tercium sedikit dari kejauhan. Aku yakin makanannya akan segera datang......
Ini akan sangat menggugahkan selera makan kitai.
.................................................................................................................
............................................................
.........................................................................................................................................................
Gak boleh menduga-duga. Sebab kenyataan tentunya akan jauh lebih indah. Contohnya hari ini.
Ya.....hari yang sepoi-sepoi.............................................................................................

tidurlah...tiduur....adekku sayang...tidur lah tidur...enak rasanya....kalau kita bikin lagu seperti itu saja sudah indah rasanya...

Subhaanallah, akan semakin enggan untuk beranjak dari bale-bale ini.
Tidur adalah godaan yang paling nyata. Sebab tak ada tempat tidur yang lebih nyaman melainkan tiduran di siang yang panas tetapi dibarengi juga dengan tiupan angin yang terus menerus tapi mereka melakukannya secara baik, teratur dan seperti mengerti harus bagaimana melakukannya, agar kita itu menjadi nyaman dan yang penting bisa membuat kantuk disini.

aku kok percaya betul jika mereka sudah sangat berpengalaman dalam membuatkan aturan velocity nya....densitasnya, tingkat kelembabannya sehingga itu tak membuat sakit di tubuh kita sebagai konsumennya....

........kadang dia melakukannya dengan sangat pelan lalu menyapu dengan kibasan yang sedikit kencang lagi dan lalu kemudian tiba-tiba menghilang agar terasa sempurna antara datang dan perginya....sehingga pengaturan yang demikian sempurna itu adalah melebihi pengaturan Air Conditioning yang ada di gedung-gedung buatan canghong, smasung dll........

tentu...ya kalian tahu sendirilah bagaimana angin yang sepoy...sepoy itu seperti apa  bagaimana cara mereka membuat kita menjadi nyaman...dan membuat lelah sebelumnya menjadi segar kembali seperti sekarang ini...

mereka datang dan lalu pergi ke dedaunan, dan menghilang diatas bukit...........lalu memutar kebibir pantai sana...dan kembali lagi kemari.....

itu benar-benar dilakukannya secara tepat....presisi dan tak perlu di setting atau diminta secara khusus.

Secara teratur begini dan kemudian datang lagi menyibak keringat diantara rambut kepala yang lembab dan ketiak-ketiak kita yang juga sedikit basah (duh maaf terlalu vulgar).... 

tetapi...
Itu adalah sumpah yang menjadi kenyataan di sekarang ini.


Si Tetehnya Sudah Datang

Sudah kubilang, itu tak akan lama lagi. Pasti semua sudah pada waktunya.

Mari kawan, maksimalkan dulu ....!! kita makan siang dulu, sebelum nanti datang makan malam lagi, dan lagi....he he he.....

(waduh....kanu tuangeun wae atuh pa Agus...!!!)
............................................................
...................................................................
.....................................................................................
.......................................................
.....................................................................................
.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

(waktunya makan, tong baceo wae)
....................................................................................................................................................................................................................................................................

Sudah Makan
cerita dilanjutkan....

Jujur jangan....?.
Kalau aku harus jujur, ini adalah waktunya untuk............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... terlelap...!!.

Sudah kubilang tadi, tak ada tempat yang lebih nyaman lagi selain tiduran di siang yang terik ini, di sebuah bale yang ada dipinggir pantai Ranca Buaya. 

Itu adalah kenyamanan type A....kelas tertinggi..... melebihi dari hotel apapun. 
(ssst...kalau di hotel kan jauh ka enya...,) 

(tapi memang sih....tidur di hotel memang nyaman dan empuk...tapi angin yang disana gak senyaman yang disini loh...!?!)

Setelah perjalanan darat yang melelahkan tadi. Maka sepiring nasi telah membuat kantuk yang semakin dahsyat. Pulang ke Bandung pun aku tak mau lagi. 
Aku pingin disini saja.


waah....nasinya sudah habis...!!
ngiring raos kasadayana....! (ngabibitha)


Ombak
Ombak disana semakin siang semakin kencang, simponi dari pakidulan Jawa Barat yang mempesona. Bahagia itu gak harus mahal bukan...?.

Cukup sepiring dan cukup segelas teh hangat itu sudah luar biasa. Tak tentu suasana bathin ini terjadi di setiap saat. Tak tentu ini terjadi setiap waktu. Maka sekali engkau mendapatkan suasananya seperti ini, itulah sebenarnya anugerah yang engkau dapatkan....!!


Saatnya Pulang
Jalanan ini adalah jalan yang eksotis. Sawah-sawah, hutan-hutan, dan rumah-rumah penduduk disini....satu sama lain terlihat serasa serasi seirama. Ternyata manusia memang diperindah dan memperindah satu sama lain bersama dengan lingkungannya.

Dan ternyata manusia itu di warnai juga oleh segala di sekitarnya, seperti disini. 

Makanya tiap daerah rumah adatnya itu tidak sama....karena mereka itu di ilhami oleh lingkungannya yang tentu berbeda-beda....mereka itu adalah apa yang mereka lihat (what you see as what you get, who you feel is who you are)...

lalu apa yang mereka pikirkan dan jadilah apa yang mereka lakukan dan menjadi adat kebudayaan.


Sehingga dengan rumusan seperti itu maka tidak heran juga jika di era modern ini...batas kebudayaan itu semakin gak nyata teritorinya....budaya dari tempat yang jauh sekarang bisa kita adopsi ditempat kita dan sebaliknya budaya kita bisa di contek dengan mudah oleh bangsa lainnya.

“What you think, you become.
What you feel, you attract.
What you imagine, you create.”

Setelah hari yang memuaskan tadi, pulang kembali adalah keniscayaan sebab jika tetap kita disini...lalu kita gak akan bekerja di esok hari di tempat biasa kita bekerja....dan itu artinya ?...

hah jadi terbayang lagi rutinitas di hari-hari esok dan lusa nanti.

Jangan ah....jangan kita bayangkan pekerjaan dulu sekarang.............kita masih holiday. Holidey kok mikirin kerjaan.................

Gawe itu penting...tapi holiday adalah hak asasi manusia
itu quote hari ini....

Hari Yang Gontai untuk Kembali ke Bandung
Hari yang gontai sebenarnya untuk kembali. Motor inipun seakan enggan menarik tuasnya sendiri, sehingga ia terlihat males-malesan....dan jalan dengan pelan-pelan saja...menyusuri setiap desimeter  jalan hitam ini...

Berangkat enggan, kembali pun gak mau......(sarua keneh atuh)


Demi Melihat Jalan yang Mulus, Sepi dan dengan Kontur yang Baik
Tetapi jalanan yang menanjak ke Bandung tentu lebih enak untuk dikebut dibanding sebaliknya yang turun nurugtug...!!. maka dengan tak disadari semangat untuk ke Bandung sudah muncul secara otomatis. Semangat 45 telah bergelora kembali.....gaaaaassss...!!!.

Tetapi hujan memang sudah terlihat dari kejauhan dari pucuk pegunungan yang mulai gelap menggelayut di atap langit sana.

Waduh, ini akan seperti memasuki dunia yang kelam melebihi pekatnya malam 100 meter didepan mata kita. 

Tapi ini tak ada pilihan lain, sebab arah tempat kita kembali adalah justru ke arah situ...kesana ke balik pegunungan yang tinggi angkuh itu.

sebab tempat kita hidup ada dibalik awan yang hitam itu. Dibalik hutan dan gunung gelap itu, dibalik bukit dan dibalik langit yang hendak memuntahkan kegelapannya itu sebentar lagi....

Seperti Dua dunia yang berbeda
Disini Terang, Disana sangat Gelap dengan Petir dan Awan Hitam yang Tebal Melingkupi Pegunungan Curam dan Langit yang Perkasa

Memang terlihat mengerikan langit yang kelam menggelayut demikian ini, menutupi penglihatan, melingkupi puncak-puncak pegunungan dan bukit-bukit yang tinggi menjulang di tempat yang akan kita tuju...

yang seakan itu adalah tangga yang harus kita titi, membuat napas menjadi sulit......sesak...

seperti kita akan harus menaikinya, dan kalau tak mau maka itu adalah harus. tak ada pilihan lain.

dan sepertinya akan terasa seperti kita hendak mendaki gunung yang sangat lebar, tinggi dan curam tak berujung....

Gunung yang menjulang didepan kita itu dan kita masih ada dibawah seperti ini.....akan menjadi perjalanan yang melelahkan....lama....kelam....dan hujan.....


Sudah pasti itu akan berkelok-kelok juga untuk menaikinya....akan butuh kesabaran...pelan-pelan dst...
Sepertinya saja itu terlihat dekat tapi sebenarnya itu pastilah jauh dan akan kita tempuh dalam waktu yang panjang

....ini kita bagaikan semut disini...
....dan gunung perbukitan itu adalah bagaikan raksasa-raksasa yang menjulang tinggi. 

Kalau boleh kugambarkan adalah kita gak suka kegelapan itu...
tapi justru kita harus menempuh ke tempat yang gelap itu...

seperti kita akan memasuki terowongan yang gelap yang ada tepat di atas kepala kita, di depan mata kita. Gelapnya suasana di gunung sana itu, sudah terlihat jelas disini. 



Ya....Kita Berkejaran Dengan Waktu....

Jalanpun menjadi lebih berhati-hati sekarang, sebab kita harus berhitung juga antara kondisi langit dan situasi daratan. Jangan sampai kamu terjebak diantara hujan yang gelap disana dan lalu tiada tempat yang dekat untuk berteduh. 
Bisa gagal harimu yang indah tadi, nanti.


Inna Ma'al Usri Yusran...
Namun sesungguhnya seringkali kita gak mengerti apa dibalik awan, apa dibalik hujan. Dikiranya itu serba kelam, serba tak menyenangkan dll, namun boleh jadi ada nikmat dan hikmah di balik semua itu. 

Rahasia hanya akan terungkap jika semua sudah terjadi. 
Makanya kuncinya, selalu husnudzon terhadap langit dan kejadian bumi. 
Suasana bathin yang terkendali itulah kunci kesempurnaan hati, kunci kebahagiaan jiwa. 
Mantap surantap bukan...?. 

Maka jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati, itulah cahaya illahi. by Aa Gym.


Ya, ternyata hujan aku sudah ada di dalamnya. Hujan ini aku sudah berada sampai kepadanya. Bukan salah hujan, tapi salah aku yang justru mendatangi nya.

Salahku aku berjalan menuju kepada arah hujan. Kalau aku gak berjalan ke arah ini tentu saja tak ada hujan dan tak ada badai yang menimpaku, tapi itu artinya aku gak pulang-pulang seperti lagu bang Toyib.

Dan tetapi sesungguhnya, rahasia di balik itu seringkali tak pernah kita duga sebelumnya. 



Barangkali akan ada suatu keindahan di balik kegelapan alam disana itu. Minimal barangkali akan ada momen buat kita...untuk lebih mengenal lingkungan alam disekitar sini. Merasakan suasananya yang ternyata bisa sangat indah disini...di saat terang maupun gelap hujan seperti demikian ini.

Ya, kamu benar...itulah yang dinamakan hikmah, itulah yang dinamakan ilmu menemukan hikmah. Hikmah itu di kutub positif, Serapah itu dikutub Negatif.


Dan hikmah itulah hal yang membantu kita. Membuat kita Tenang, Positif Thingking dan Selalu Optimis sehingga mencegah kita untuk tidak melakukan ketergesa-gesaan dalam membuat kesimpulan negatif, bertindak sembrono, bertindak anarki, bertindak merugikn orang lain....Mencegah kita berbuat kasar, marah, benci, curang, kejam dst. 


Intinya orang yang percaya HIKMAH, dia akan tambah Cool, Calm dan Matang.
Hikmah hanya ada disisi positif. Disisi negatif kamu gak bisa temukan hikmah apapun juga. Maka keep positif thinking...selalulah kita menjaga perasaan positif dalam suasana seperti apapun juga.

Dewasa
Itulah peran menjaga atau mengelola perasaan...menjaga tetap terkendalinya suasana hati...gak boleh juga murang-maring...marah-marah kepada keadaan dst...
kan begitu kawan...?

Hari akan berlangsung lama disini, di warung tempat kita berteduh. Sebuah lembah yang sungai Cilayu menjadi nadi nya. itulah sumber kehidupan disini. Luar biasa bukan...?.

Kita bisa lihat sebuah bangkai jembatan besi tua itu. Itu adalah bekas jembatan lama...dulu kita pernah meliwati jembatan tersebut...dulu jembatan itulah akses kita disini....itu adalah jembatan yang sebenarnya sangat indah menurutku....

jembatan yang berkerangka baja seperti itu, bernilai historis...penuh kenangan...dan berharga.
Kini sudah menjadi sesuatu yang tidak bernilai apa-apa selain tentang kenangan semata

...jembatan kayu yang jika kita melaluinya...akan terasa cukup menakutkan karena kayu-kayu itu yang bisa saja sudah rapuh sebagiannya dan kita tak mengerti apakah itu cukup kuat dilalui kendaraan kita. Yah...jembatan demikian itu sungguh sedap-sedap ngeri...bila kita harus menyebranginya...

Sebenarnya, sejujurnya justru jembatan antik seperti itulah yang aku suka....
ia bernilai artistik....membuat keserasian dengan alam hutan yang lebat di masa lalu. Itu adalah seperti dongeng, itu adalah seperti meniti jalan sejarah...jalan masa lalu.

Aku tentu suka dengan jalan lama itu...
sedikit bernostalgia ke masa lalu adalah terasa indah di masa sekarang. 

Tapi, tentu itu hanya kenangan saja yang sudah bukan lagi dunia nyata di hari ini.


Coba kalian lihat dan bayangkan ketika dulu orang melintasi jembatan besi itu dengan potongan-potongan kayu tua sebagai lantai pijakannya. Dan juga kita gak tau kekuatan rangka jembatan tersebut.......
tentu itu adalah seram bukan...??? .......................
dan walaupun juga itu terlihat indah dan antik bukan.....???.



Hari memang akan berlangsung lama disini, bisa membosankan rasanya, tapi bisa juga bisa mengesankan pada akhirnya.

Bisa membuat bete orang-orang, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan buat lainnya. 

Semua itu tergantung dimana kau tempatkan suasana hatimu, perasaanmu...dan jiwamu. 
Apakah jiwa yang baik selalu ataukah jiwa yang marah selalu dikedepankan....sehingga membuat runyam hati kita, susah, sulit, aral dan segala hal terlihat kelam dan black semata.


Padahal.....
Bahagia itu ternyata ada di pengelolaan hati ini....
jiwa ini butuh ketenangan...dan ketenangan itu bukan di hati orang lain...tapi ada di hati kita. 

Hati kita yang indah akan menularkan keindahannya kepada sekitarnya...dan hati kita yang sulit akan membuat suasana sekitarnya pun menjadi gak nyaman semua.

PILIH YANG MANA BROW...?1?

Sehingga pada akhirnya berkah atau hikmah hanya tinggal menunggu waktu saja. 


sekian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar