Sesungguhnya negeri kita ini cukup bisa bersaing ditingkat Internasional. 

Termasuk dalam hal produk pertanian kopi misalnya.

Seperti kita ketahui, kopi Java Preanger ini mendapat penghargaan tingkat dunia di USA tahun 2016.

Bahkan ada 6 jenis Kopi dari Jabar yang masuk rangking dunia. 

Rasa kopi dari Jabar ini katanya nikmat dengan aromanya yang khas...!

Saba Desa
Perjalanan kali ini adalah “mapay leuweung” saba desa. 
Tour Ciwidey barat menuju Cililin. 
Jalur ini meliwati perkebunan teh, hutan dan juga kampung Java Preanger Coffee. 

Tak jauh beda dengan rute sebelum-sebelumnya, rute ini juga adalah rute yang baru pertama kali dikunjungi (24 Juli 2016). 

Jadi tujuan kesini adalah untuk explore kekayaan alam yang ada di sabudeureun Bandung juga agar bisa mengenal sisi geografis, demografis dan juga kebiasaan-kebiasaan adat setempat dll. 
Tapi itu tidak mungkin dicapai kalau hanya dalam perjalanan yang singkat. 
Jadi hanya lebih kepada tujuan “jugjug lembur” saba desa saja.


Kalau kamu mau cari petani kopi Java Preanger maka salah satunya adalah ke jalur ini. 

Kalau kamu mau buka kedai kopi misalnya atau untuk kamu yang ingin mendalami tentang perkopian maka kamu bisa datang ke sini juga, ini tak begitu jauh dari Ciwidey. 

Setelah melewati kota kecamatan Ciwidey, ambil jalan yang belok kanan menuju arah Cililin, maka tak jauh dari situ nanti akan ditemukan perkebunan teh dan juga perkampungan. 


Diperkampungan tersebut akan kita temui koperasi para petani kopi Java Preanger dan juga kalau beruntung akan kita dapati para petani yang sedang menjemur biji kopi jenis arabica tersebut. 

Melewati beberapa lembah dan juga hutan-hutan perkebunan disekitarnya.


Disanalah kita akan bisa dapati para petani kopi Java Preanger. 

Dan bagi yang berminat mungkin bisa bertanya dan atau membelinya langsung dari petani. 

Perkampungan disini itu, cukup baik juga walaupun disini wilayahnya cukup terisolir....

Jalannya hanyalah berupa tanah becek dan sebagian lagi adalah berupa aspal biasa yang sudah banyak terkelupas disana-sini, di mayoritas jalan yang ada disini.


Jika sudah meliwati perkampungan kecil ini, maka selanjutnya kita akan disuguhkan oleh pemandangan perkebunan teh lainnya....plus tanjakan yang jalannya sangat hancur total....

Di jalur ini maka itu sepertinya lebih tepat sebagai ajang penyiksaan kepada motorku ini...namun walaupun begitu....tetap saja aku meliwatinya sebab masa harus balik lagi...bukan petualang atuh namanya kalau sedikit masalah demikian menjadikan kita harus balik kembali. Apalagi jika menurut penduduk yang aku tanya tadi....arah ke Cililin sudah cukup dekat...


Walau jalan ini sangat keriting, walau jalan ini sangat-sangat menyiksa diri...terutama menyiksa motorku yang kurang pass untuk dibawa apruk-aprukan...tak menghentikan semangatku yang sedang berada dalam tatar puncaknya.

hah...... memang kadang aku berpikir untuk segera punya motor yang lebih pass untuk apruk-aprukan begini rupanya...sayang sekali lah kalau aku terlalu sering menyiksa motor berfairing seperti ini. Tapi itu kapan ya....aku belum bisa nabung nih...!

Dan rupanya memang rasa senang dalam perjalanan seperti kali ini telah membuatku nyaris gak memikirkan hal mengenai motor tersebut itu...

Gpp kalau kita menjalankannya sedikit hati-hati, pelan-pelan saja.



Namun sayang sekali penulis tidak sempat membuatkan photonya tentang perkopian tersebut. 

Mungkin lain kali, jika penulis berkunjung kesana lagi akan diambilkan photonya. 

Memang itu kudu ada waktu khusus....waktu luang khusus atau niat khusus agar tidak merasa jadi diburu oleh waktu. 

Sebab kali ini tujuanku adalah lintas alam...melintasi Ciwidey menuju ke Cililin. 


Terutama karena penulis belum tahu seberapa jauh lagi menuju ke Cililin itu dan seperti apa keadaan jalanan di depan sana.

Jangan sampai nanti terlalu siang di jalan sehingga pulang menjadi terlalu malam.



Hanya segitu saja perjalanan kali ini, karena setelah meliwati perkampungan petani kopi tersebut selanjutnya adalah perkebunan biasa lainnya, seperti kebun teh, kebun pinus, dan kebun-kebun lainnya. 

Ada beberapa spot yang cukup bagus diatas sana. 
Yaitu lembah yang disekitarnya adalah hutan yang asri dengan udara yang tipis dan sejuk. 
Itu adalah seperti sebuah valey yang bagus untuk berkemah atau untuk tracking. 



Kawasan tersebut juga adalah merupakan bagian dari kaki gunung Wayang. Yang menarik karena suasananya sangat sepi dan alami sekali. 


Setelah melewati lembah tersebut akan kita dapati lagi hutan yang cukup lebat, jalannya sedikit menanjak dan rimbun oleh pepohonan, dan kemudian meliwati perkebunan penduduk dan perkebunan pinus.

Jalannya berkelok-kelok, beberapa bagian berupa kebun yang lenglang, dan beberapa lainnya ada sedikit kebun yang cukup hieum...lebat oleh dedaunan dan pepohonan.

Setelah lewati hutan dan perkebunan yang cukup luas tersebut.....barulah keadaannya menjadi menurun....nampaknya titik pusat leuweung didaerah ini telah berakhir dan sekarang akan menuju kepada perkapungan yang berada di sisi lain dari perbukitan antara Soreang dan Cililin ini.

Akhirnya sampai juga kita di sebagian punggung dari perbukitan yang face nya menghadap ke dataran kecamatan Cililin dsk.

Disini, di sebuah belokan yang ada gubug warung bambu ini kita bisa melihat pmandangan yang ada di sekitar kota Cililin dsk...tertama adalah disini kita bisa melihat pemandangan yang berupa hamparan dari waduk Saguling Cililin.


Kalau sudah meliwati perkampungan lagi dibawahnya maka kita pun sampai di persimpangan jalan Raya Cililin-Gunung Halu.  

Diakhir perjalanan maka kita bisa berhenti dulu di warung makan terapung di dekat Cililin ini. Rasanya pass banget untuk kembali mengisi perut. Maka “short jurney” pun selesai.

Ini Contoh cara bersihkan ikannya....



Ini contoh Menu Makanan yang ada disini....


Ini salah satu pemandangan di warung terapungnya.


Bisa naik perahu.


Perahunya bagus...


Pemandangan lainnya, arah balik ke Bandung...


Sampai jumpa dalam jurnal perjalanan berikutnya....

Salam satu hati...!