Minggu, 09 Februari 2020

Kawah Rengganis Rancabali

KemBali ke RancaBali
with Emon

Mungkin sudah ada sedikit rasa jenuh itu. Sudah terlalu sering ke tempat yang sama, jelas ada rasa bosan juga. Tetapi itu hanyalah perasaan dihati. Tetap saja jika kita telah kembali kesana, rasa takjub tetap ada. Lihatlah hamparan perkebunan teh yang “ngaplak hejo”menyegarkan pemandangan semata.


Dan terutama disepanjang jalanan yang dilewati, rasa yang ada dari kelokannya itu sungguh penomenal. Itu adalah degradasi dari elevasi yang sangat memanjakan pengendara sepeda motor. Puas memuaskan adrenalin. Dengan kelokan yang juga seperti ada di sirkuit Philips Island (baca filif ailenc) Ausi, Australia negeri kang Guru itu atau dibagian lain adalah serasa di sirkuit Laguna Seca di negeri si Paman Sam.
Mantap ...

Riding kali ini aku bersama Kapi Rossi, bukan Rossi dalam sebuah race klasik. Namun Marquez tetap keluar sebagai pemenang utamanya.

Mungkin mencari jagung adalah tujuan kedua kami kali ini. Lumayan enak dan dapat memberi tambahan energi. Setelah lelah dari perjalanan yang cukup jauh itu, jagung bakar cukup membuat segar kembali. Sayang tak ada ketan bakar atau “ulen”.

Riding pun dilanjut lagi menuju ke Kawah Rengganis, tiga atau empat kilometer dari Walini ke arah Cidaun. Yaitu di sekitaran kompleks perkebunan Cibuni. Jalan masuknya memang hanyalah jalan setapak, semeter atau dua meter lebarnya. Dan juga masih berupa susunan bebatuan biasa saja, tapi justru karena demikian itulah, dalam pandangan penulis tempat ini menjadi istimewa.

Dari sebuah tanjakan yang tanggung, kendaraan kita harus dikemudikan pelan saja. Sebab selain itu adalah tanjakan yang dilanjut belokan, disana lah pula pintu gerbang kita menuju lokasi Kawah Rengganis. Disana nanti ada para penjaga yang siap menunjukkan jalannya, bagi kendaraan sepeda motor bisa langsung belok kiri dan menyusuri jalan setapak tadi, dan bagi yang membawa mobil bisa parkir disekitar itu, di sisi bahu jalanan. Tenang sebab itu nanti ada penjaganya. Jarak dari jalan raya ke kawah mungkin sekira 1500 meteran itu sangat bagus buat kesehatan.

Suasana di lokasi Kawah Rengganis ini tidak selalu sama, kadang cerah namun kadang pula berkabut. Namun bagi yang menghendaki suasana lebih romantis, datanglah siang menuju sore, disaat kabut biasanya akan mulai datang menyelimuti kawasan Cibuni-Rancabali. Memang berwisata ke Rancabali dsk, sebaiknya dilakukan sepanjang hari atau bahkan menginap agar suasana alamnya full kita dapatkan. Dinginnya malam, sejuknya pagi, itu sungguh cukup ekstrim untuk ukuran Indonesia umumnya. Brrrrrr....dingin menusuk tulang coy....!
Kenapa harus seharian dan kalau bisa menginap disana. Selain alasan tadi, alasan lainnya juga supaya kita bisa sekaligus mengunjugi banyak lokasi wisata yang ada disana. Kalau kamu punya Trail, itu juga menyenangkan buat mengeksplore setiap pegunungan dan setiap perkebunan teh. Sudah deh, dijamin menyenangkan.

Sebenarnya jika mau, kita juga bisa menyelusuri hutannya sampai tembus ke Pangalengan atau ke arah lainnya ke Garut maupun ke Cianjur Selatan. Judulnya memang harusnya adalah adventure.

Kekayaan alam Bandung Selatan itu memang mempesona bro...tidak heran jika daerah tersebut telah menghipnotis kaum penjajah Belanda yang datang ke Parahyangan. Membuat betah aja.

Jadi teringat cerita putri Rengganis barangkali. Kawah ini dinamai demikian, entahlah bagaimana itu bisa. Kelak akan kita cari tahu sejarahnya seperti apa.

Cerita tentang kawah Rengganis ini adalah kali kedua, beberapa bulan yang lalu juga pernah diulas oleh penulis.
Kalau pengen lebih keren datanglah siang menuju sore, terutama bila Cibuni sudah diselimuti oleh sang “pepedut”, alias kabut.

Demikian bro ulasan kali ini semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar